ERDIKHA MORNING IDEA 20 JANUARY 2022
View PDF
20 Jan 2022

Hari Ini Investor Akan Menantikan Rilis Suku Bunga Acuan BI!

Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah membentuk pola candle three black crows pada level 6591. Indeks dibebani oleh sektor Basic Materials (-0.941%), Industrials (-0.816%), Financials (-0.701%), Healthcare (-0.628%), Transportation & Logistic (-0.508%), Technology (-0.315%), Infrastructures (-0.279%), kendati ditopang oleh sektor Consumer Cyclicals (0.065%), Properties & Real Estate (0.088%), Consumer Non-Cyclical (0.494%), Energy (1.386%) yang mengalami penguatan belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6560 dan level resistance 6615. Indeks saham utama AS alias Wall Street kembali kompak ditutup melemah pada perdagangan Rabu waktu setempat. Hal ini terjadi setelah rilis laporan keuangan perusahaan yang beragam dan seiring investor terus khawatir soal imbal hasil (yield) obligasi pemerintah (Treasury) AS yang lebih tinggi dan adanya pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS Federal Reserve (The Fed). Indeks Nasdaq Composite yang sarat akan saham teknologi ambles 1,15% ke posisi 14.340,26. Penurunan signifikan pada Rabu membawa indeks Nasdaq anjlok 10,7% dari sejak rekor penutupan tertinggi pada November 2021.Sementara, Dow Jones Industrial Average turun 0,96% menjadi 35.028.65, terseret oleh penurunan 3,1% saham Caterpillar. Adapun, S&P 500 ambles 0,97% ke level 4.532,76. Sentimen pertama yaitu hari ini China akan mengumumkan suku bunga kredit tenor 1 tahun (one-year loan prime rate/LPR) yang diramal akan tetap di level 3,8%. Sebelumnya, pada Desember bank sentral China memangkas LPR 1 tahun sebesar 5 bps dari 3,85% ke posisi saat ini untuk pertama kalinya sejak April 2020, kala terjadi puncak pandemi virus corona (Covid-19) di negara itu. Mengacu pada penjelasan Tradingeconomics, People's Bank of China (PBOC) pada 17 Agustus 2019, menetapkan Loan Prime Rate (LPR) sebagai tolok ukur atawa acuan pinjaman baru untuk pinjaman bank baru kepada rumah tangga dan bisnis, menggantikan suku bunga pinjaman satu tahun yang sebelumnya dijadikan acuan bank sentral Negeri Tirai Bambu tersebut. Sentimen kedua yaitu dari kawasan Uni Eropa bakal dirilis data laju inflasi tahunan final per Desember 2021 yang diprediksi akan naik 0,1% menjadi 5%. Sentimen ketiga yaitu investor juga akan menyimak publikasi data klaim tunjangan pengangguran di AS per 15 Januari 2022. Indikator rerata klaim tunjangan pengangguran empat mingguan diramal akan naik menjadi 217,25 ribu dibandingkan periode sebelumnya 210,75 ribu. Sementara, data klaim tunjangan pengangguran awal per 15 Januari 2022 juga diperkirakan bakal bertambah 232 ribu tinimbang sebelumnya 230 ribu. Sentimen keempat yaitu dari dalam negeri, investor juga akan menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dimulai sejak Rabu kemarin. Adapun yang paling ditunggu pasar adalah soal keputusan suku bunga acuan BI. BI sendiri diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Namun ke depan, kemungkinan MH Thamrin-lokasi gedung BI- bakal searah dengan tren kebijakan moneter global: menaikkan suku bunga acuan. Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat dijadwalkan menggelar RDG edisi Januari 2022 pada 19-20 Januari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada yang mbalelo. Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau hampir setahun. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.Namun, tidak akan selamanya BI mempertahankan bunga acuan. Pelaku pasar memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan mulai naik pada pertengahan 2022.




PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com